Bagaimana Hubungan Valentino Rossi dan Marc Marquez Di MotoGP 2016
Perseteruan Valentino Rossi dan Marc Marquez memanas
mendekati akhir kompetisi MotoGP tahun ini dan makin memuncak di seri
pamungkas. Bagaimana hubungan mereka pada tahun depan?
Rossi dan Marquez terlibat beberapa insiden di sepanjang
musim ini. Di MotoGP Argentina, keduanya bersenggolan dan Marquez terjatuh.
Rossi sendiri tampil sebagai pemenang lomba.
Episode berikutnya dari persaingan panas kedua rider
kemudian hadir di Assen, pada 27 Juni, dalam MotoGP Belanda. Kali ini duel
keduanya lebih panas sampai melahirkan kontroversi.
Di tikungan terakhir menjelang garis finis, Marquez dan
Rossi berduel ketat memperebutkan posisi terdepan. Pada satu titik motor mereka
bersenggolan, membuat Rossi terus meluncur keluar lintasan dan Marquez tetap di
jalur.
Menariknya, hal itu justru membuat Rossi lebih dulu melewati
garis finis karena dengan keluar lintasan ia malah melewati rute yang lebih
pendek daripada Marquez. Marquez tak terima dan merasa lebih pantas menang
meski Race Direction menilai tidak ada yang keliru dengan laju Rossi dalam duel
itu.
Tensi perseteruan Rossi vs Marquez makin tinggi saat
kompetisi sudah memasuki seri-seri akhir kendati yang bersaing memperebutkan
gelar juara adalah Rossi dan rekan setimnya di Yamaha, Jorge Lorenzo. Menjelang
balapan MotoGP Malaysia, Rossi menuding Marquez sudah jadi pendukung Lorenzo
dan berusaha membantu langkah kompatriotnya itu ke takhta juara--dengan kata
lain merintangi usaha Rossi.
Tudingan Rossi itu didasari penilaiannya bahwa dalam balapan
sebelum itu, di Phillip Island, Marquez seperti sudah mempermainkan lajunya
sendiri. Ketika itu Marquez memenangi balapan, dengan Lorenzo di posisi tiga
dan Rossi di peringkat empat.
Duel Rossi dan Marquez benar-benar menjadi headline di semua
media massa setelah insiden di MotoGP Malaysia. Saat itu, Rossi dan Marquez
bersenggolan dan membuat Marquez jatuh. Adanya gerakan kaki dari Rossi dalam
insiden itu membuat ada kalangan yang mengasumsikan dirinya sudah menendang
Marquez.
Di sisi lain, ada pula yang menduga bahwa gerakan kaki Rossi
murni karena dirinya kehilangan pijakan setelah lebih dulu disundul helm
Marquez. Race Direction akhirnya menghukum Rossi dengan mengharuskan pebalap
Italia itu start dari posisi paling belakang di Valencia.
Meski start dari posisi paling belakang di Valencia, Rossi
mampu melewati satu per satu pebalap di depannya dan akhirnya finis keempat.
Akan tetapi, dia tak sanggup mengejar rombongan tiga pebalap terdepan, yaitu
Lorenzo, Marquez, dan Dani Pedrosa.
Hasil di Valencia itu memusnahkan harapan Rossi untuk jadi
juara dunia. Dia harus merelakan gelar jadi milik Lorenzo.
Seusai balapan, Rossi yang kecewa berat menuduh Marquez
tidak mengerahkan semua kemampuannya di atas lintasan dan cuma menjadi
bodyguard Lorenzo. Dia juga menyebut apa yang dilakukan Marquez sudah memalukan
bagi olahraga MotoGP. Tapi, Marquez membantah semua tudingan Rossi.
Berita MotoGP 2016 dan Rossi yang masih punya kontrak dengan
Yamaha pada tahun depan mengaku akan mencoba lagi untuk merebut gelar juara
dunia. Pebalap 36 tahun itu juga tak masalah satu tim dengan Lorenzo. Akan
tetapi, dia tak tahu apa yang akan terjadi jika satu lintasan lagi dengan
Marquez.
"Saya punya passion yang besar untuk apa yang saya
lakukan dan saya tidak akan mengubah rencana masa depan saya karena apa yang
terjadi. Saya akan terus melakukan pekerjaan saya," ujar Rossi di
Motorsport.com.
"Saya pikir menjadi rekan setim (Lorenzo) tahun depan
tidak akan menjadi masalah besar. Namun, saya cukup khawatir dengan apa yang
akan terjadi MotoGP 2016 tahun depan karena dengan seorang pebalap seperti
Marquez, yang memutuskan untuk tidak memenangi balapan hanya demi merugikan
seorang pebalap lain, saya tak tahu bagaimana itu akan berakhir," katanya.
Valentino Rossi vs Marc Marquez Di MotoGP 2016 - Lebih
lanjut lagi, Rossi mengaku khawatir dengan masa depan MotoGP karena Marquez
kemungkinan besar masih akan berada di olahraga ini dalam waktu yang sangat
lama.
"Marquez adalah masa depan MotoGP. Dia sangat
bertalenta. Dia baru 22 tahun dan masih punya banyak waktu tersisa dalam
kariernya," ujar Rossi.
"Tapi, di sepanjang akhir pekan dia mengatakan
kebohongan. Dia bilang akan melakukan segalanya untuk mengalahkan Lorenzo karena
hal itu penting untuk Honda. Tapi, dia melakukan hal sebaliknya dalam balapan.
Saya pikir itu benar-benar mengecewakan semua orang," katanya.
"Kami selalu bangga dengan MotoGP karena ketika turun
ke trek kami selalu memberikan segalanya. Mulai hari ini, sesuatu telah
berubah," kata juara dunia sembilan kali itu.